Tuesday 10 May 2016

Model Konsep Keperawatan Komunitas KING



A.    Pengertian
      Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan simbol dan diafragma. Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah.
      Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
      Teori keperawatan  didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
      Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

B.     TUJUAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
a.      Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2.    Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan.
3.    Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4.    Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.
b.      Tujuan Model Keperawatan
1.    Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
2.    Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
3.    Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4.    Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan
5.    Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan


C.     Model Sistem Imogene M. King (1971).
Komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri dari sub sistem keluarga  dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas. Sub sistem yang terdapat pada komunitas saling berinteraksi, interelesasi  dan interdependensi satu sama lain. Adanya ganguan atau stressor pada salah satu sub sistem akan mempengaruhi komunitas, misalnya: adanya ganGguan pada salah satu sub sistem pendidikan, dimana masyarakat akan kehilangan informasi atau  ketidaktahuan akibatnya dapat menimbulkan masalah kesehatan atau ketidaktahuan memodifikasi lingkungan sehingga memerlukan intervensi keperawatan.
Keluarga sebagai sub sistem komunitas merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik antara keluarga dengan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik.
Sesuai dengan model sistem  untuk mengkaji masalah komunitas, maka dikaji keluarga  yang merupakan sub sistem komunitas. Intervensi keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran  yaitu keluarga dan komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat  atau komunitas.
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut:





 




                                                                                                                             
Menurut King sistem personal merupakan sistem terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1.      Informasi kesehatan
2.      Pencegah penyakit
3.      Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan pada gambar.




Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen:
1.      Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan gambaran hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2.      Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan merupakan respons dari individu.


 









3.      Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4.      Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan


D.    Kelebihan dan Kekurangan Teori Imogine King
1.   Kelebihan
a.          Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan.
b.      Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktik keperawatan.
c.       Teori King dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan
d.      Teori King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset
e.       Mengedapankan partisipasi aktif dalam penyusunan tujuan bersama, mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien.
f.       Teori ini sangat penting pada kolaborasi antar tenaga kesehatan
2.      Kekurangan
a.       Beberapa konsep dasar kurang jernih misalnya konsep mengenai stres yang kurang jelas, karena ini menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat harus menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
b.      Teori ini berfokus pada sistem interpersonal sehingga tujuan yang akan dicapai sangat tergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja
c.       Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi, misalnya pasien dapat berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi baru lahir, dan pasien psikiatrik.



DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahid Ikbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas I. Jakarta: Sagung Seto.
Wijaya, Ningsih Sari. 2013. Penuntun Praktik Askep Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan.
Mariani, Dewi Sri. 2014. Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: CV. Yerama Widya.

No comments:

Post a Comment