Tuesday 10 May 2016

Laporan Individu Kep.Komunitas



LAPORAN INDIVIDU
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS



 

OLEH:

NURRAHMAYANI
70300112023
KEPERAWATAN A1


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional.
Untuk terlaksananya pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap kesehatan, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, berupa fasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiapsiagaan di tingkat desa.
Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta kesehatan lanjut usia (lansia) maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat rendah.
Berdasarkan hal tersebut, maka kami selaku mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar bermaksud melakukan pengkajian dan pengambilan data dari wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas RW 11 dengan menggunakan pendekatan keluarga dan pendekatan masyarakat, untuk selanjutnya menyusun rencana keperawatan yang akan diterapkan di komunitas.
B.     Tujuan
1.      Umum
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiswa akan dapat meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengenali masalah kesehatan, mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
2.      Khusus
Setelah melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiswa diharapkan dapat :
a.       Membina hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang dibina dengan mengenal wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah kesehatan yang dihadapi
b.      Bekerja sama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan pendataan kesehatan
c.       Menganalisa data dengan menggunakan pendekatan biostatistik, demografi, dan epidemiologi guna mengidentifikasikan diagnosa keperawatan serta faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan
d.      Bekerja sama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor yang terkait dalam memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi
e.       Mendokumentasikan asuhan keperawatan masyarakat dengan benar dan tepat


BAB II
I S I
A.    Konsep Keperawatan Komunitas
1.      Definisi
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai, keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan lainnya (WHO, 2005)
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang disiplin ilmu yang lain yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga. (Hudson, 1987)
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
2.      Tujuan
Keperawatan komunitas bertujuan untuk memandirikan masyarakat, menanggulangi masalah kesehatan sendiri, kegiatan dilakukan secara berkesinambungan atau berkelanjutan dan menggunakan metode konsep proses keperawatan komunitas yang dilakukan melalui 5 tahap, yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Anderson dan Mc.Forience, 1985). Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui :
a.       Pelayanan keperawatan langsung, terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam komunitas
b.      Pelatihan langsung terhadap keseluruhan masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat dapat memengaruhi individu, keluarga dan masyarakat
c.       Pengaktifan fasilitas kesehatan masyarakat seperti pelatihan kader posyandu
3.      Sasaran
Sasaran keperawatan komunitas adalah masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok atau komunitas yang meliputi seluruh generasi (Hermawan, 2002) dan (Betty Neuman, 1972).
4.      Strategi Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas menerapkan suatu strategi pelaksanaan yang berfokus pada peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Tahapan penerapan asuhan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
a.       Tahap persiapan
1)      Pengaktifan sumberdaya yang dimiliki
2)      Perencanaan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada
3)      Interaksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk terbinanya rasa saling percaya
b.      Tahap pengorganisasian
1)      Pembinaan terhadap organisasi pelayanan kesehatan yang ada seperti pokjakes, kader, melalui masyarakat RT, tokoh masyarakat, dan puskesmas
2)      Penyusunan rencana kerja kelompok dengan baik dan terperinci
c.       Tahap edukasi dan latihan. Mengadakan pertemuan secara teratur dalam kelompok-kelompok inti dengan menetapkan masalah, rencana tindakan, dan evaluasi
d.      Tahap akhir. Mengikuti pengevaluasian kegiatan.
5.      Peran dan Fungsi Perawat Komunitas
a.       Sebagai pemberi asuhan keperawatan yang mandiri
b.      Sebagai organisasi profesi yang memiliki pola asuhan keperawatan yang merupakan bagian integral dari disiplin ilmu keperawatan
c.       Sebagai fasilitator pelayanan kesehatan masyarakat
d.      Sebagai advokad dalam membela kepentingan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
e.       Sebagai pendidik bagi masyarakat sehubungan dengan kesehatan.

B.     Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan asuhan keperawatan yang memfokuskan asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas yang berkaitan dengan ketidakmampuan masyarakat, ketidakmauan masyarakat, dan ketidaktahuan masyarakat. Tahap Asuhan Keperawatan adalah sebagai berikut :
1.      Pengkajian
Pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas yaitu demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu, termasuk riwayat kesehatan yang dipengaruhi oleh subsistem komunitas yang terdiri dari fisik, lingkungan, perumahan, pendidikan, keselamatan, transportasi, politik pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial, komunitas, ekonomi dan rekreasi. Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket, wawancara dengan masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah setempat.
2.      Analisa Data dan Perumusan Diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian yangs sesuai dengan data-data yang dicari, kemudian data dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dn seberapa besar reaksi yang timbul pada masyaarakat tersebut.
Setelah dianalisa, maka dapat terlihat data senjang yang menuju pada suatu permasalahan. Masalah keperawatan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan diagnosa keperawatan komunitas, dimana terdiri dari : masalah kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan, dan diagnosa yang dirumuskan dapat berupa aktual, resiko atau potensial.
3.      Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup aspek primer, sekunder dan tersier melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama, proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi, yang akhirnya dapat menimbulkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian masyarakat yang dirancang untuk membat sebuah perubahan. Pendekatan pengorganisasian yang digunakan untuk merumuskan perencanaan adalah pengembangan masyarakat berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta mampu mengurangi hambatan yang ada.
4.      Implementasi
Fokus pelaksanaan praktek keperawatan komunitas memiliki 3 tingkatan pencegahan, yaitu :
a.       Primer
Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh : imunisasi, penyuluhan, simulasi dan bimbingan dini dalam keluarga dll.
b.      Sekunder
Yaitu pencegahan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini untuk menghambat proses penyakit, contohnya : mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
c.       Tersier
Yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh : membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur
5.      Evaluasi
Merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi dilakukan dalam 3 tahap evaluasi, yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil.





C.     Gambaran Umum Masalah Kesehatan Keluarga
1.      Keadaan Geografi
Secara administrasi RT C RW 11 Kelurahan Manggala terletak di wilayah Kecamatan Manggala Kota Makassar dengan luas wilayah ................ ha.
Kondisi wilayah yang berada di area rawa dan agak rendah, menyebabkan area ini sering terkena banjir selama musim penghujan. Wilayah RT C ini juga termasuk pemukimam padat penduduk, dimana tidak terdapat saluran pembuangan air limbah yang layak. Rumah-rumah warga adalah bangunan semi permanen dengan keadaan ventilasi dan alas yang tidak memadai.
Kondisi pembuangan sampah di area RT C RW 11 tergolong kurang baik, karena sampah dibiarkan tertimbun di pinggir jalan raya dan kadang berserakan dimana-mana.
Adapun batas-batas wilayah secara geografis adalah sebagai berikut :
a.    Sebelah Utara    :  RT A
b.    Sebelah Timur   : RT B
c.    Sebelah Selatan : RT D
d.   Sebelah Barat    : RT A
Dalam pembagian wilayah RW 11 terbagi atas beberapa wilayah RT antara lain :
a.       RT A
b.      RT B
c.       RT C
d.      RT D
e.       RT E
Adapun orbitasi atau jarak RW 11 ke kota :
a.    Jarak ke Ibukota Kelurahan            :  10 km
b.    Jarak ke Ibukota Kecamatan           : 21 km
c.    Jarak ke Ibukota Kabupaten           : 45 km
2.      Keadaan Demografi
Berdasarkan data hasil wawancara yang kami peroleh di RW 11 Kelurahan Manggala, berdasarkan lembaga pemerintahan RW 11 Kelurahan Manggala dengan rincian sebagai berikut :
a.         Jumlah RW         :   1 orang
b.        Jumlah RT           :   5 orang
Adapun jumlah penduduk yang terdata di RW 11 RT C adalah sebanyak 65 Kepala Keluarga dan jumlah individu 172 orang dengan total laki- laki 109 orang dan perempuan sebanyak 163 orang.
3.      Keadaan Sosial Budaya
Keadaan sosial budaya yang dianut oleh masyarakat RW 11 khususnya RT C, tidak termasuk daerah yang kental akan kebudayaan-kebudayaan yang beragam atau dengan kata lain tidak bersuku-suku dan juga tidak terlalu mengedepankan ras masing-masing. Di RT C semua warga beragama Islam, dan sebagian besar suku Bugis-Makassar.
4.      Status Ekonomi
Masyarakat RT C dominan kepala keluarganya bekerja sebagai wiraswasta (supir mobil), dan istrinya hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Sebagian besar keluarga terdiri dari 4 sampai 5 orang anak, dan masih ada keluarga yang belum punya jaminan kesehatan nasional.
5.      Status Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Masyarakat di RT C pada umumnya  lebih memilih memeriksakan diri di Puskesmas Antang Perumnas hanya ketika merasa sakit parah.
Adapun status kesehatan di RT C tergolong kurang baik karena warga kurang memanfaatkan Posyandu yang ada, karena ketidakpedulian masyarakat dan kurangnya penyampaian informasi dari petugas kesehatan tentang penyelenggaraan posyandu dan pemeriksaan kesehatan.
Anak-anak dan balita di daerah RT C sebagian besar sering terkena penyakit musimam seperti flu, batuk, demam, dan diare. Ibu-ibu rumah tangga jarang mengunjungi posyandu untuk pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, dan pemberian obat cacing untuk anak-anaknya. Sedang para kepala keluarga termasuk perokok aktif.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil pengkajian di wilayah RT C RW 11 Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala Kota Makasar, disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat ini termasuk lingkungan beresiko tinggi terserang berbagai penyakit berbasis lingkungan. Selain itu, pola hidup dan perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap status kesehatannya.
Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya informasi dari petugas kesehatan, kurangnya pengetahuan dan kepedulian oleh masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di lingkungannya.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kami menyarankan agar petugas kesehatan di wilayah RT C RW 11 lebih berperan aktif untuk mengadakan kunjungan di lokasi perumahan warga, menyampaikan informasi terkait kesehatan, menyampaikan informasi terkait pola perilaku hidup bersih dan sehat dan mengaktifkan kader posyandu.


DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry, Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
McFarlane, Judith. 2006. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jalarta : EGC
Murwani, Arita, S.Kep. 2008. Pegantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.

No comments:

Post a Comment