LAPORAN INDIVIDU
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN
KOMUNITAS
OLEH:
NURRAHMAYANI
70300112023
KEPERAWATAN
A1
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan
pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras
sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta
kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi
hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya
wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional.
Untuk
terlaksananya pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap
kesehatan, maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional harus berperan
sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Kesehatan
adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan
swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu
dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit
yang akan dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih
dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau
misi sektor kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat.
Strategi
yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup
sehat, berupa fasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan
setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiapsiagaan di
tingkat desa.
Masalah
kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta kesehatan lanjut usia (lansia)
maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sangat rendah.
Berdasarkan
hal tersebut, maka kami selaku mahasiswa keperawatan UIN Alauddin Makassar
bermaksud melakukan pengkajian dan pengambilan data dari wilayah kerja
Puskesmas Antang Perumnas RW 11 dengan menggunakan pendekatan keluarga dan
pendekatan masyarakat, untuk selanjutnya menyusun rencana keperawatan yang akan
diterapkan di komunitas.
B.
Tujuan
1.
Umum
Setelah
melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiswa akan dapat
meningkatkan kemampuan komunitas dalam mengenali masalah kesehatan,
mengorganisasikan potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapinya.
2.
Khusus
Setelah
melakukan praktek asuhan keperawatan komunitas, mahasiswa diharapkan dapat :
a.
Membina
hubungan baik dengan komunitas dan keluarga yang dibina dengan mengenal
wilayah, tokoh-tokoh masyarakat serta masalah kesehatan yang dihadapi
b.
Bekerja
sama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan pendataan kesehatan
c.
Menganalisa
data dengan menggunakan pendekatan biostatistik, demografi, dan epidemiologi
guna mengidentifikasikan diagnosa keperawatan serta faktor penyebab timbulnya
masalah kesehatan
d.
Bekerja
sama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor yang terkait dalam memberikan
dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi
e.
Mendokumentasikan
asuhan keperawatan masyarakat dengan benar dan tepat
BAB II
I S I
A.
Konsep
Keperawatan Komunitas
1.
Definisi
Komunitas adalah
kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai, keyakinan dan
minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota
masyarakat yang satu dengan lainnya (WHO, 2005)
Keperawatan
komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki cabang disiplin ilmu yang
lain yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga. (Hudson, 1987)
Keperawatan
Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan.
2.
Tujuan
Keperawatan
komunitas bertujuan untuk memandirikan masyarakat, menanggulangi masalah
kesehatan sendiri, kegiatan dilakukan secara berkesinambungan atau
berkelanjutan dan menggunakan metode konsep proses keperawatan komunitas yang
dilakukan melalui 5 tahap, yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi (Anderson dan Mc.Forience, 1985). Tujuan keperawatan komunitas
adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui :
a.
Pelayanan
keperawatan langsung, terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam komunitas
b.
Pelatihan
langsung terhadap keseluruhan masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah
kesehatan masyarakat dapat memengaruhi individu, keluarga dan masyarakat
c.
Pengaktifan
fasilitas kesehatan masyarakat seperti pelatihan kader posyandu
3.
Sasaran
Sasaran
keperawatan komunitas adalah masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok
atau komunitas yang meliputi seluruh generasi (Hermawan, 2002) dan (Betty
Neuman, 1972).
4.
Strategi
Keperawatan Komunitas
Keperawatan
komunitas menerapkan suatu strategi pelaksanaan yang berfokus pada peningkatan
peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Tahapan
penerapan asuhan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
a.
Tahap
persiapan
1)
Pengaktifan
sumberdaya yang dimiliki
2)
Perencanaan
pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada
3)
Interaksi
dengan masyarakat yang bertujuan untuk terbinanya rasa saling percaya
b.
Tahap
pengorganisasian
1)
Pembinaan
terhadap organisasi pelayanan kesehatan yang ada seperti pokjakes, kader,
melalui masyarakat RT, tokoh masyarakat, dan puskesmas
2)
Penyusunan
rencana kerja kelompok dengan baik dan terperinci
c.
Tahap
edukasi dan latihan. Mengadakan pertemuan secara teratur dalam
kelompok-kelompok inti dengan menetapkan masalah, rencana tindakan, dan
evaluasi
d.
Tahap
akhir. Mengikuti pengevaluasian kegiatan.
5.
Peran
dan Fungsi Perawat Komunitas
a.
Sebagai
pemberi asuhan keperawatan yang mandiri
b.
Sebagai
organisasi profesi yang memiliki pola asuhan keperawatan yang merupakan bagian
integral dari disiplin ilmu keperawatan
c.
Sebagai
fasilitator pelayanan kesehatan masyarakat
d.
Sebagai
advokad dalam membela kepentingan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
e.
Sebagai
pendidik bagi masyarakat sehubungan dengan kesehatan.
B.
Asuhan
Keperawatan Komunitas
Keperawatan
komunitas merupakan bentuk pelayanan asuhan keperawatan yang memfokuskan asuhan
keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas yang berkaitan dengan
ketidakmampuan masyarakat, ketidakmauan masyarakat, dan ketidaktahuan
masyarakat. Tahap Asuhan Keperawatan adalah sebagai berikut :
1.
Pengkajian
Pengkajian
komunitas terdiri dari inti komunitas yaitu demografi, populasi, nilai-nilai
keyakinan, riwayat individu, termasuk riwayat kesehatan yang dipengaruhi oleh
subsistem komunitas yang terdiri dari fisik, lingkungan, perumahan, pendidikan,
keselamatan, transportasi, politik pemerintah, kesehatan dan pelayanan sosial,
komunitas, ekonomi dan rekreasi. Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan
langsung, penggunaan data statistik, angket, wawancara dengan masyarakat, tokoh
agama dan aparat pemerintah setempat.
2.
Analisa
Data dan Perumusan Diagnosa
Setelah
dilakukan pengkajian yangs sesuai dengan data-data yang dicari, kemudian data
dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat
dn seberapa besar reaksi yang timbul pada masyaarakat tersebut.
Setelah
dianalisa, maka dapat terlihat data senjang yang menuju pada suatu
permasalahan. Masalah keperawatan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan diagnosa keperawatan komunitas, dimana terdiri dari : masalah
kesehatan, karakteristik populasi dan lingkungan, dan diagnosa yang dirumuskan
dapat berupa aktual, resiko atau potensial.
3.
Perencanaan
Strategi
intervensi keperawatan komunitas mencakup aspek primer, sekunder dan tersier
melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama, proses kelompok serta mendorong
peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi, yang
akhirnya dapat menimbulkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan
pengorganisasian masyarakat yang dirancang untuk membat sebuah perubahan.
Pendekatan pengorganisasian yang digunakan untuk merumuskan perencanaan adalah
pengembangan masyarakat berdasarkan sumber daya yang dimiliki serta mampu
mengurangi hambatan yang ada.
4.
Implementasi
Fokus
pelaksanaan praktek keperawatan komunitas memiliki 3 tingkatan pencegahan,
yaitu :
a.
Primer
Pencegahan
sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat mencakup pada kegiatan kesehatan
secara umum dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh : imunisasi,
penyuluhan, simulasi dan bimbingan dini dalam keluarga dll.
b.
Sekunder
Yaitu pencegahan
yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan
ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa
dini untuk menghambat proses penyakit, contohnya : mengkaji keterbelakangan
tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c.
Tersier
Yaitu kegiatan
yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara optimal
dari ketidakmampuan keluarga, contoh : membantu keluarga yang mempunyai anak
dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur
5.
Evaluasi
Merupakan
penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan
semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi
dilakukan dalam 3 tahap evaluasi, yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan
evaluasi hasil.
C.
Gambaran
Umum Masalah Kesehatan Keluarga
1. Keadaan Geografi
Secara administrasi RT C RW 11 Kelurahan Manggala terletak di wilayah Kecamatan Manggala Kota
Makassar dengan luas wilayah ................ ha.
Kondisi wilayah yang berada di area rawa dan agak
rendah, menyebabkan area ini sering terkena banjir selama musim penghujan.
Wilayah RT C ini juga termasuk pemukimam padat penduduk, dimana tidak terdapat
saluran pembuangan air limbah yang layak. Rumah-rumah warga adalah bangunan
semi permanen dengan keadaan ventilasi dan alas yang tidak memadai.
Kondisi pembuangan sampah di area RT C RW 11
tergolong kurang baik, karena sampah dibiarkan tertimbun di pinggir jalan raya
dan kadang berserakan dimana-mana.
Adapun batas-batas wilayah secara geografis adalah
sebagai berikut
:
a.
Sebelah
Utara : RT A
b.
Sebelah
Timur : RT B
c.
Sebelah
Selatan : RT D
d.
Sebelah
Barat : RT A
Dalam
pembagian wilayah RW 11 terbagi atas beberapa wilayah RT antara lain :
a.
RT
A
b.
RT
B
c.
RT
C
d.
RT
D
e.
RT
E
Adapun orbitasi atau jarak RW 11 ke
kota :
a.
Jarak
ke Ibukota Kelurahan : 10 km
b.
Jarak
ke Ibukota Kecamatan : 21 km
c.
Jarak
ke Ibukota Kabupaten : 45 km
2.
Keadaan Demografi
Berdasarkan data hasil wawancara yang kami peroleh di RW
11 Kelurahan Manggala, berdasarkan
lembaga pemerintahan RW 11 Kelurahan Manggala dengan rincian sebagai berikut :
a.
Jumlah
RW : 1 orang
b.
Jumlah
RT : 5
orang
Adapun jumlah penduduk yang
terdata di RW 11 RT C adalah sebanyak 65 Kepala Keluarga dan jumlah individu 172
orang dengan total laki- laki 109 orang dan
perempuan sebanyak 163 orang.
3.
Keadaan Sosial
Budaya
Keadaan sosial budaya yang dianut oleh masyarakat RW 11 khususnya RT C, tidak termasuk daerah yang kental akan kebudayaan-kebudayaan yang beragam
atau dengan kata lain tidak bersuku-suku dan juga
tidak terlalu mengedepankan ras masing-masing. Di RT C semua
warga beragama Islam, dan sebagian besar suku Bugis-Makassar.
4. Status Ekonomi
Masyarakat RT C dominan kepala keluarganya bekerja sebagai wiraswasta (supir mobil), dan istrinya hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Sebagian
besar keluarga terdiri dari 4 sampai 5 orang anak, dan masih ada keluarga yang
belum punya jaminan kesehatan nasional.
5.
Status Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat. Masyarakat di RT C pada umumnya lebih memilih memeriksakan diri di Puskesmas
Antang Perumnas hanya ketika merasa sakit parah.
Adapun status kesehatan di RT C tergolong kurang baik karena warga kurang memanfaatkan
Posyandu yang ada, karena ketidakpedulian masyarakat dan kurangnya
penyampaian informasi dari petugas kesehatan tentang penyelenggaraan posyandu
dan pemeriksaan kesehatan.
Anak-anak
dan balita di daerah RT C sebagian besar sering terkena penyakit musimam
seperti flu, batuk, demam, dan diare. Ibu-ibu rumah tangga jarang mengunjungi
posyandu untuk pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, dan pemberian obat
cacing untuk anak-anaknya. Sedang para kepala keluarga termasuk perokok aktif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
hasil pengkajian di wilayah RT C RW 11 Kelurahan Manggala Kecamatan Manggala
Kota Makasar, disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat ini termasuk lingkungan
beresiko tinggi terserang berbagai penyakit berbasis lingkungan. Selain itu,
pola hidup dan perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap status
kesehatannya.
Hal
tersebut dipengaruhi oleh kurangnya informasi dari petugas kesehatan, kurangnya
pengetahuan dan kepedulian oleh masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan di lingkungannya.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka kami menyarankan agar petugas kesehatan di wilayah RT C
RW 11 lebih berperan aktif untuk mengadakan kunjungan di lokasi perumahan
warga, menyampaikan informasi terkait kesehatan, menyampaikan informasi terkait
pola perilaku hidup bersih dan sehat dan mengaktifkan kader posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry, Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktek dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
McFarlane, Judith. 2006. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.
Jalarta : EGC
Murwani, Arita, S.Kep. 2008. Pegantar Konsep Dasar Keperawatan.
Yogyakarta: Fitramaya.
No comments:
Post a Comment